Kamis, 06 Oktober 2011

Ceramah Kematian Steve Jobs

"Stay hungry, stay foolish," ucap Jobs, menutup ceramahnya di Universitas Stanford.

Steve Jobs berceramah di Universitas Stanford

 

VIVAnews - Pendiri Apple, almarhum Steve Jobs, tidak hanya meninggalkan sejumlah inovasi teknologi. Warisan paling berharga yang ditinggalkannya bukanlah iPod, iPhone, atau iPad, melainkan inspirasi.

Salah satu inspirasi terbesar yang diwariskan Jobs adalah ceramahnya di depan wisudawan Universitas Stanford, AS, Juni 2005 silam. Mungkin, ini bisa dianggap ceramah paling inspiratif di awal abad 21, terutama untuk generasi muda.

Menghubungkan titik
Jobs membagi pidatonya di Stanford ke dalam tiga bagian. Pertama, dia memulai ceramah dengan berkisah tentang masa lalunya--salah satunya tentang perjuangan dia selama masa kuliah.

Saat memutuskan kuliah di Reed College, yang disebut dia semahal Stanford, Jobs merasa kuliah tidak memberikan gambaran akan masa depan hidupnya. Apalagi, orang tua angkatnya harus membanting tulang untuk membiayai kuliahnya itu. Karena itu, dia memutuskan berhenti kuliah.

"Cukup menyeramkan saat itu. Tapi, itu merupakan salah satu keputusan terbaik yang pernah saya buat," kata Jobs, yang secara sadar mengungkapkan itu di lingkungan akademisi.

Jobs kemudian bercerita betapa dia sampai harus tidur di lantai kamar teman-temannya untuk bertahan hidup. Bahkan, untuk makan enak pun, dia harus berjalan hingga lebih dari 11 km ke Kuil Hare Krishna.

"Saya mencintai masa itu dan atas apa yang pernah saya geluti dengan mengikuti rasa penasaran dan intuisi saya yang tak ternilai di masa depan," ujarnya.
Jobs mencontohkan, salah satunya adalah dengan tetap mengikuti sejumlah kelas di kampus yang telah ditinggalkannya. Salah satunya adalah kelas kaligrafi.

Kehidupan yang dijalaninya itu menuai hasil di masa depan. Menurut dia, titik yang ada di masa lalu, kelak akan terhubung dengan titik di masa depan.

"Jadi, kalian harus percata bahwa titik-titik itu kelak akan terhubung. Kalian harus percaya akan sesuatu--keberanian, takdir, kehidupan, karma, atau apapun itu."

Cinta dan kehilangan
Kedua, Steve Jobs berceramah tentang cinta dan kehilangan. Dia menyatakan sangat mencintai apa yang sedang dan telah dia kerjakan. Salah satunya adalah Apple, perusahaan yang didirikannya bersama Steve Wozniak dari garasi rumahnya.

Jobs mengakui salah satu kehilangan terbesar dalam hidupnya adalah ketika dia dipecat dari Apple, perusahaan yang dia dirikan sendiri. "Bagaimana mungkin kita dipecat dari perusahaan yang kita dirikan?" Jobs bertanya.

Meski begitu, Jobs terus menekuni pekerjaannya. Dia tetap bertahan di Silicon Valley dan kemudian mendirikan NeXT dan studio animasi Pixar. Saat Apple membeli NeXT, saat itu pula Steve Jobs kembali ke Apple.     

"Saya dibuang, tapi saya tetap jatuh cinta. Karena itu saya memutuskan untuk memulai lagi dari awal. Saya tidak melihatnya saat itu, tapi dipecat Apple merupakan hal terbaik yang pernah saya alami," ucapnya. "Sulitnya menanggung sukses digantikan dengan menjadi pemula. Ini membebaskan saya untuk memasuki periode paling kreatif dalam kehidupan saya."

Tetaplah lapar, tetaplah bodoh
Ketiga, Jobs berkisah tentang kematian. Bagian ini boleh jadi merupakan hal paling personal dan reflektif yang pernah diungkapkan Jobs di hadapan publik.

Jobs mengatakan belakangan ini dia menganggap kematian semakin dekat. "Saya setiap hari bercermin dan bertanya kepada diri sendiri, 'Bila hari ini adalah yang terakhir bagi hidup saya, apakah saya ingin melakukan apa yang saya lakukan hari ini?' Dan bila hampir setiap hari menjawab 'tidak', berarti saya tahu saya harus mengubah sesuatu," katanya.

Di bagian ini pula, Jobs mengucapkan kalimat inspiratif yang kelak akan selalu dikenang. "Waktu kalian sangat tebatas. Jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain," kata Jobs. "Jangan terjebak dengan dogma--yang dijalankan berdasarkan hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan kebisingan opini orang lain menenggelamkan suara hati kalian."

Terakhir, Jobs mengutip satu kalimat dari "The Whole Earth Catalog", yang dianggapnya sebagai "salah satu kitab suci dari generasi saya". Di terbitan terakhirnya, publikasi itu memasang foto pedesaan di pagi hari bertuliskan: "stay hungry, stay foolish".

"Saya selalu berharap bisa menerapkan itu untuk diri saya. Dan sekarang, saat kalian wisuda untuk memulai kehidupan baru, saya juga berharap hal yang sama: tetaplah lapar, tetaplah bodoh," Jobs menutup ceramahnya.
Transkrip lengkap ceramah Steve Jobs bisa Anda baca di tautan ini. Videonya bisa diputar pada player di samping tulisan ini. (kd)

 

 

sumber : http://showbiz.vivanews.com/news/read/253161-video--ceramah-paling-inspiratif-steve-jobs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar